Minggu, 17 Juli 2011

Jika kita membahas, betapa kompleks dari kehidupan mungkin ituk tidak akan pernah ada akhirnya. Setiap orang hidup sesuai dengan porosnya, setiap yang bernyawa berjalan sesuai dengan ketentuan takdir atas kehendaknya. Tidak ada yang menyangka akan seperti apa atau bagaimana akhirnya, tidak ada yang mampu menebak, akan mengakhiri semua dg cara bagaimana.
Seperti analogi yang ibu katakan, bahwa "Tuhan ibarat orangtua. Orangtua pasti sayang dan akan memenuhi kebutuhan anak, ketika dirasa apa yang menjadi kebutuhan itu adalah baik, dan orangtua tidak akan tega menolak permintaan anak jika anak dekat dengan orangtua, jika anak mau memenuhi perintahnya, menjauhi laranganny, dan yang perlu kita tahu, orangtua pasti memenuhi permintaan anak, jika orangtua tahu bahwa permintaan itu akan memberi manfaat baik nantinya"
nasehat ibu yang terus terlintas dalam pikiranku.
Ya Allah, mungkin aku terlalu jauh dariMu, mungkin aku terlalu tak pantas untuk meminta ridhaMu, mungkin, mungkin memang aku terlalu memaksakan keinginan yang itu belum tentu baik bagiku dimasa nanti. Maafkan aku. .
Aku hanya bergantung kepada ridhaMu, dan aku hanya berjalan sesuai dengan skenarioMu. Jika saat ini cinta memenuhi hatiku untuk makhlukmu, maka jangan biarkan cinta ini menjadi prioritasku dan yang nantinya akan melalaikanku mencintaiMu.
Kini aku mengerti, semua hidup sesuai garis hidupnya. Dan aku, aku terpaku pada pintu yang sudah tertutup tanpa kusadari bahwa masih banyak pintu yang terbuka untukku. Aku hanya menatap pada satu hati tanpa keengganan beranjak darisana. .
Terimakasih ibu, telah membantuku pelan-pelan memaknai hidup dan menerima kenyataan. .
Terimakasih tomi, telah menjadikanku dewasa bersama keadaan. .
Bertemanlah denganku. .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar