Selasa, 13 September 2011

mahkota- rindu yang terlarang

Sekian lama sudah kita telah berpisah
Ku rasa kini engkau tak sendiri lagi
Aku pun kini juga seperti dirimu
Satu hati telah mengisi hidupku

Tak perlu engkau tahu rasa rindu ini
Dan lagi mungkin kini kau telah bahagia
Namun andai kau dengar syair lagu ini
Jujur saja aku sangat merindukanmu

Memang tak pantas mengkhayal tentang dirimu
Sebab kau tak lagi seperti yang dulu
Kendati berat rasa rinduku padamu
Biarkan ku hadang rinduku terlarang

Ku puisikan rindu di hatiku
Ku harap tiada seorang pun tahu
Biar ku simpan saja
Biar ku pendam sudah
Terlarang sudah rinduku padamu

Kendati berat rasa rinduku padamu
Biarkan ku hadang rinduku terlarang
Ku puisikan rindu di hatiku
Ku harap tiada seorang pun tahu

Biar ku simpan saja
Biar ku pendam sudah
Terlarang sudah rinduku padamu
Terlarang sudah rinduku padamu

Sabtu, 10 September 2011

10 september 2011

Belum cukup kuat untuk mendefinisikan apa yang saya rasa saat ini, hari dan di tanggal ini, hari sabtu tanggal 10 september.
Sebagian hati saya mulai terbiasa dan berusaha menganggap biasa tetapi saya sangat mengerti bahwa sebagian besar hati saya belum cukup tegar melewati moment 10 september 2011 dan yang cukup pasti, mungkin ketidaktegaran saya ini tidak akan dirasa oleh tommy.

Saya mungkin cemburu ataupun tidak menerima dengan keberadaan kekasih barunya itu, tetapi sebenarnya kecemburuan saya itu hanyalah bentuk ketidakberdayaan saya untuk menyaingi betapa baiknya perempuan itu.

Hingga pada suatu waktu, saya membaca suatu quote yang singkat tetapi menampar ketidaksadaran saya. Intinya "jika seseorang yang saya cinta belum mampu merasakan berartinya saya, maka pada saat itu pula saya harus mencukupkan cinta itu hanya disitu, karena saya harus mencintai diri saya sendiri"

Masalalu mengusik itu wajar dan memang Tuhan menciptakan masalalu agar saya mampu menghargai apa yang saya jalani hari ini. Saya percaya bahwa semua yang saya miliki adalah pemberianNYA, dan jika pada saatnya saya merasa tidak mampu menjaga semua ini, saya akan berusaha mengembalikan semua ini. Ya, rasa ini, cinta yang saya rasa untuk tommy, hanyalah pemberian Allah, dan dalam ketidakberdayaan serta kepasrahan, saya hanya mampu menyerahkan kembali rasa ini. Karena saya tahu, bahwa naungan terbaik rasa ini, bukan karena adanya saya ataupun tommy tetapi karena naunganNYA.

Saya hanya ingin tenang menatap masa depan tanpa terbayang-bayang kesalahan dimasalalu. Insya Allah, saya pasti berdamping dengan seseorang yang benar-benar saya butuhkan.
Tommy, mungkin ini mampu menjadi tahun ke 6 tetapi aku tahu kamu sangat bahagia saat ini. Dan sungguh egois, seandainya aku menghadirkan diriku dan lukaku ditengah kebahagianmu bersamanya. .

Sabtu, 03 September 2011

4 september 2011, 03:40 pagi

Dalam diri terdapat nyawa yang terselimuti oleh raga. Raga ini yang berjalan menuju ketetapan akhir, menuju keputusan hidup paling mutlak. Entah hal apa yang kita temui lebih dahulu.
Setiap manusia mempunyai jalur tersendiri dengan cara yang berbeda-beda untuk menemui ketetapan yang memutus segala hal yang awalnya biasa menjadi tidak biasa. Hal itu adalah "JODOH" dan "AJAL"

Ya Robb, aku terlalu naif dengan niat dan tujuanku yang terkadang tidak sejujur ketika KAU beri kesempatan untuk ku menghirup indahnya nafas dunia dengan semua kekomplekskannya. Satu yang pasti, aku takkan pernah tahu pada batas mana langkah atas inginku akan terhenti. Mungkin JODOH atau mungkin pula pada AJAL. Apapun itu, Allah. Ku harap kesucian niatku tetap KAU jaga. Beri aku cukup waktu untuk mampu melewati ketetapan akhirMU secara sempurna. Bimbing aku, Allah. Untuk tetap ada dalam mencari ridhaMU. Temaniku difase awal ini, diperiodeku sebagai insan yang mulai mengambil tanggungjawab sebagai seorang BIDAN. Mudah-mudahan segala sesuatu yang ku lakukan tetap dalam naunganMU, tetap ada dalam jalurMU.
Kapanpun ketetapan akhir itu menghampiriku, ku harap jadikan hatiku dan keluarga ridha dengan hal itu.

Dimalam ini, ya Allah. Ku titipkan cita-cita dan seseorang yang ku cinta dalam jemariMU.
Tuntun hati ini selalu dalam menggapai cita-cita, agar mampu ku lihat senyum kebahagiaan dalam air muka orangtua dan keluarga, agar kuat aku melewati segala rintangan untuk membahagiakan ibu dan ayahku.
PadaMU pula ya Robb, ku selipkan sebuah nama dalam genggamanMU. Bahagiakan ia, Allah. KAU yang Maha Memiliki hati. Lembutkanlah hatinya.
Aku bersimpuh ikhlas dengan semua inginMU, ya Robb.
Luaskanlah hati dan pemikiranku akan segala ketentuan mutlak yang akan terjadi dalam ragaku, hatiku. . . . . Amin, Allahumma Amin. .