Kamis, 23 Juni 2011

hidup

karena selamanya bagiku, hidup bukanlah perbandingan yang akan kita temui jawaban jelasnya. makna hidup untukku jauh lebih indah, utuh, komprehensif dan terhormat. sudah bukan masanya sepertinya kita membandingkan kelebihan kita dengan kekurangan oranglain ataupun kekurangan oranglain diantara sekian kelebihan kita. untukku, essensi hidup sebenarnya terletak pada sikap saling menghargai dan "syukur".

menikmati dan memahami setiap perilaku setiap orang lambat laun menuntunku menemukan makna kehidupan yang selama beberapa tahun ini ku cari apa jawabannya.seringkali diantara kita hanya mampu mengatakan "dia tidak lebih baik dari saya" ataupun "dia tidak memiliki kelebihan apapun" ataupun "saya memiliki kemampuan yang jauh lebih baik dibanding mereka" yang akhirnya mengikis rasa saling menghargai dan "syukur" yang sebenarnya merupakan pondasi kelapangan jiwa kita. sejak dulu, sebelum kita belajar untuk memahami. kita hanya mampu memandang segala sesuatu melalui kacamata kita sendiri, tanpa melihat sesuatu melalui kacamata oranglain yang mungkin memiliki perbedaan besar dari kita. kita hanya mampu mempertahankan prinsip yang kita anut itu merupakan kebenaran tanpa kesalahan. padahal jika kita mampu melingkar memahami itu, akan kita temui sesuatu yang lebih indah, tenang dan penuh keikhlasan.  (setidaknya itu bagiku)

organisme terbentuk oleh sistem organ >> organ >>jaringan dan berawal oleh sebuah sel. sistem organ itu berkumpul dan bersinergi untuk membentuk manusia secara utuh dan semua itu di atur oleh hipotalamus di otak. tak terbayang bagiku jika Allah SWT menciptakan manusia tanpa sentuhan ruhani. dan meskipun kita mengerti bahwa Allah SWT telah menganugrahi ruhani yang terlihat melalui mata batin yang itu tidak masuk di dalam pelajaran biologi kita, masih banyak orang yang berusaha menutup matanya akan ruhani yang terus mendampinginya.sering ku lihat, seiring perkembangan zaman, tragedi pembunuhan sesama saudara, tragedi perselisihan yang berujung pada kehilangan nyawa, ataupun kesenjangan sosial yang terus berpolemik dinegara kita ini. seandainya, kita mau mengerti dan mempelajari arti kehidupan itu secara utuh dan tidak terpisah-pisah mungkin semua akan terminimalisir. seakan setiap orang hanya berusaha mengerti kebenaran pada dirinya sendiri,menutup matanya akan kebenaran yang oranglain sampaikan.

besyukurku masih bisa ku nikmati kesejukan dan keiklasan hati setiap pagi, setiap detik yang ku lalui, dan setiap ujian ataupun perselisihan itu menyapa..karena sekali lagi, hidup bukanlah masalah perbandingan. hidup itu relatif, hidup itu saling menghargai, hidup itu saling mengempati diri, dan hidup itu adalah perlombaan menangis didunia untuk kebahagiaan di akhirat. . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar