Jumat, 18 Maret 2011

semua indah pada masa'nya

Hidup adalah sekumpulan ujian. .
Ya mungkin itu yang mampu mendeskripsikan kondisiku saat ini. .
Tidak pernah ku tebak seperti ini alur cerita hidupku hingga berada pada step usia 20 tahun. Sekilas 20 tahun dalam definisi masing-masing lingkup profesi setiap orang tidaklah sama. Hal ini yang kurasakan selama 3 tahun menuntut ilmu di kota malang, khususnya bagi sekumpulan orang yang menekuni profesi sebagai bidan. Angka 20 terlihat begitu kontras perbedaan'nya dibanding angka 20 oleh sebagian oranglain di dunia ini.
3 tahun, ya dengan 3 tahun, profesi ini mampu mengkarbit seorang anak yang baru saja beranjak dewasa dengan beban tanggungjawab besar, tanggungjawab yang tidak sepele, tanggungjawab yang menjadi ujung tombak berdirinya sebuah negara. . "bertanggungjawab terhadap 1 siklus hidup seorang manusia, sejak konsepsi hingga menopause"
Berat bukan?
Bagaimana tidak? Karena dari seorang bidan'lah, kesehatan masyarakat tumbuh, entah itu baik atau tidak, dari tangan 1 individu bernama bidan. Layanan pertama dari siklus penanganan kesehatan masyarakat dalam lingkup terbawah, yaitu desa, itu menjadi amanah dan tanggungjawab seorang bidan. Maka tak jarang, pemerintah mengatakan bahwa mengoptimalkan kompetensi seorang bidan mampu memberikan dampak positif bagi penurunan angka kesakitan maupun kematian dalam suatu negara.
Huft. . Lelah terkadang ada menjalani profesi ini, terutama distep pra penglepasan lisensi gelar Ahli Madya Kebidanan (maksudnya waktu kuliahnya). Hal ini terjadi pada diri ini selama hampir 3 tahun. Profesi ini menuntutku untuk mampu mempercepat tingkat kedewasaanku, meski sempat kurasakan penolakan dalam diri ini.
Ketika melihat teman sebayaku mampu melewatkan hari-harinya sewajarnya, aku justru disibukkan dengan berbagai jadwal kegiatan rumit. Ketika teman-teman seusiaku memiliki kesempatan untuk mencoba hal-hal menarik dalam fase remaja, aq dihadapkan pada pembelajaran dewasa yang secara tak kusadari itu turut andil dalam setiap persepsiku. Ku akui, ada hal baik yang ku dapatkan, di usia seminim ini, aku mampu mendapat kesempatan memberi pelayan kesehatan masyarakat yang mungkin dari segi usia lebih "tua". Tetapi ada dalam satu waktu, dimana aku mengalami penolakan yang sangat hebat terhadap pendewasaan ini. Ada masa dimana aku penat dengan semua sistem perkuliahan yang mampu mengkerdilkan sisi-sisi remajaku. Seperti hari ini. . . Aku merasa semua membuatku penat, membuatku harus menangis tanpa menjatuhkan airmata. . Dan semua itu ku kelola sendiri dalam sistem manajemen diri. Tetapi ketika wajah-wajah yang berjasa dalam hidupku muncul, aku merasa malu, merasa tak pantas bertindak ataupun berpikir sesempit ini. .
Mungkin memang dihari ini, Allah memberiku bonus lebih berupa waktu lebih yang harus ku gunakan untuk memperdalam tugas akhir ini bersama ibu dosen pembimbingku yang dirahmati Allah ini. Aku diberi kesempatan untuk benar-benar memaknai kerja keras(meski harus tidur 2jam dalam sehari) dan arti sebuah ungkapan syukur "Alhamdulillah".
Alhamdulillah, aku masih diberi kesempatan hidup. .
Alhamdulillah, aku masih survive sampai step sebesar ini. .
Alhamdulillah, aku masih dipertemukan dengan orang-orang berkualitas dikampus ini yang mampu mendidikku untuk tegar, tahan mental, dan kompeten (insya Allah)
karena itu, bagiku HIDUP ADALAH SEKUMPULAN UJIAN DAN KITA HARUS SEMANGAT MENJALANI SERANGKAIAN UJIAN ITU DEMI MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK !!
Semangat ^^
semua akan indah pada waktunya

malam sendu bunga remujung 3, malang

~IB ~

1 komentar: